Minggu, 13 September 2009

Obesitas? Jelek dan Penyakitan!

Obesitas atau kelebihan berat badan kini jadi momok. Maklum, selain membuat penampilan jadi jelek, obesitas juga memicu beragam penyakit. Maka, di mana-mana, orang-orang berperang melawan obesitas.

Los Angeles, AS, adalah salah satu wilayah di muka bumi ini yang kini sangat getol menangani urusan obesitas. Cara yang ditempuh terbilang ekstrem.

Selasa (29/7), Dewan Kota LA bersepakat memberlakukan larangan terhadap rumah makan fast food baru di salah satu daerah termiskin di kota itu. Larangan berlaku setahun. Tujuannya jelas: mengurangi rasio obesitas.

Obesitas adalah istilah yang digunakan bagi orang yang kelebihan massa lemak tubuh. Menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), massa lemak tubuh bisa diukur dengan indeks massa tubuh (BMI). Jika melebihi 30 kilogram/meter, itu termasuk obesitas.

Beberapa pihak mengatakan, untuk orang Indonesia berlaku takaran di atas 25 kilogram/meter yang termasuk obesitas. Rumus BMI adalah berat badan (kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (meter).

Pada 1998, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan obesitas sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah merokok. Lebih dari satu miliar penduduk dunia didera obesitas. Tiap tahun jumlah penderitanya meningkat.

Penyakit yang dipicu obesitas adalah sindroma metabolik dengan risiko penyakit kardiovaskular. Penyakit lain berupa gangguan pernapasan, osteoarthritis, gangguan hormonal, asam urat tinggi, kanker, diabetes, dan stroke.

"Obesitas menimbulkan banyak penyakit. Jadi, pemahaman bahwa gemuk itu indah jelas tidak benar," Kata Dr Aris Wibudi, spesialis penyakit dalam RSPAD Gatot Subroto.

Menurut Aris, penurunan berat badan berdampak baik terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian pada penderita obesitas. Penurunan berat badan juga berarti menurunkan risiko berbagai komplikasi penyakit.

Ada beberapa penyebab obesitas. Bisa karena porsi makan berlebihan, malas olahraga, obat-obatan, bisa juga karena faktor genetis. Untuk faktor genetis, menurut sebuah penelitian, 80% dari anak menderita obesitas karena keturunan orangtuanya.

Untuk itulah Walikota LA menghentikan semantara proyek konstruksi restoran cepar saji baru seluas 82 kilometer persegi di area kota tersebut. Ukuran ini bahkan bisa meluas dalam waktu dua tahun.

Larangan ini, tentu, akan mempengaruhi warga LA yang telah memiliki 400 lokasi restoran cepat saji. Jumlah ini berlipat kali lebih banyak dibandingkan jumlah toko sayuran atau toko ikan segar dan makanan sehat.

Suara bulat dari 13 anggota Dewan Kota LA keluar setelah mereka menjalani penelitian selama setahun. Hasilnya, 30% anak-anak di Selatan LA, West Adams, Baldwin Hills, dan Leimert Park menderita obesitas. Di area lain, penderita obesitas hanya 21%.

Selain menunda konstruksi rumah makan cepat saji, langkah mengurangi obesitas juga dilakukan dengan mendukung berdirinya jaringan toko bahan pangan dan bahan makanan segar.

Di pihak lain, bagi mereka yang berbisnis di jaringan makanan cepat saji, langkah itu diartikan tidak adil. Mereka menilai tuduhan sebagai penyebab epidemik obesitas tidak beralasan.

"Secara prinsip, obesitas kan berhubungan dengan apa dan seberapa banyak konsumsi, bukan di mana mereka makan," ujar Andrew Puzder, Chief Executive CKE Restaurants Inc selaku pemilik rumah makan Carl Jr.

Puzder pun menyampaikan keberatannya dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Ketua Dewan Kota LA Eric Garcetti.

Sebenarnya, obesitas bisa dicegah dengan beberapa cara. Yang termudah adalah dengan memulai gaya hidup sehat, menjalani diet, dan berolahraga secara teratur dan tepat.

Konsumsi karbohirat, terutama gula dan daging, bisa dialihkan ke ikan air tawar. Usahakan pula mengkonsumsi cukup sayuran dan buah-buahan setiap hari. Jauhi kebiasaan ngemil.

Untuk mencapai berat badan ideal, bisa juga dengan mengkonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter.

Banyak terapi pelangsingan tubuh menerapkan sedot lemak dan terapi mengurangi lemak secara instan. Padahal, yang tergerus justru lebih banyak lemak di bawah kulit. "Lemak itu sebetulnya sangat penting bagi kulit dan energi," jelas Aris.

Beberapa kota besar di AS mulai mempertimbangkan gebrakan Dewan Kota LA. Mereka mulai memaksa rumah makan menerapkan standar kesehatan.

Di Kalifornia, misalnya, kini ada larangan penjualan minuman ringan di SD dan SMP di seluruh negara bagian tersebut. Di New York, ada peraturan yang mengharuskan restoran cepat saji memasang daftar kandungan kalori di konter mereka.
- 2 Agustus 2008

Sumber :
Vina Ramitha
http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2008/08/02/41621/obesitas-jelek-dan-penyakitan/
14 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar