Minggu, 13 September 2009

Makan Larut Malam Bisa Obesitas

Pentingnya menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan atau mengatakan sesuatu dapat dilihat pada seluruh aspek kehidupan manusia. Contohnya, kita bisa menghemat banyak pengeluaran belanja bila kita menunggu waktu dimana toko-toko menggelar potongan harga, membeli properti atau mobil saat ada penawaran diskon menarik. Dan menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di Obesity Edition pada tanggal 3 September 2009, jam makan yang tidak tepat bisa membuat berat badan kita menjadi bertambah.

Setelah mengetahui bahwa para pekerja shift cenderung kelebihan berat badan, sebuah tim peneliti dari Universitas Northwestern yang memutuskan untuk menyelidiki apakah pemilihan waktu makan berkonflik dengan irama tubuh yang wajar itu dapat mempengaruhi naiknya berat badan.

Mereka melakukan eksperimen di laboratorium menggunakan tikus putih yang dibagi menjadi dua kelompok, masing masing diberi makan dengan makanan dengan jumlah kalori yang sama, namun waktu pemberiannya berbeda. Kelompok pertama diberi makan malam hari, dan kelompok kedua diberi makan pada siang hari. Bagi tikus putih, siang hari adalah waktu mereka tidur dan malam hari adalah waktu mereka biasanya aktif (terbalik dengan manusia). Peneliti ingin melihat dampak dari waktu makan pada saat jam tidur mereka dibandingkan dengan waktu makan pada saat mereka aktif (waktu makan normal/yang benar).

Setelah enam minggu, para tikus diberi makan normal mengalami kenaikan berat badan 20 persen, tetapi tikus-tikus yang diberi makan “yang salah” mengalami kenaikan berat badan sampai mencapai 48 persen. Kelompok waktu yang salah juga memperoleh sekitar 8 persen lebih lemak pada tubuh dibandingkan memberikan makan pada yang benar.

Peneliti studi ini, Professor Fred Turek dari Weinberg College of Arts and Sciences and director of Northwestern’s Center for Sleep and Circadian Biology menyimpulkan bahwa berarti memang ada “waktu yang salah” untuk makan. Ia mengatakan: “Mengapa dan bagaimana orang bisa naik berat badannya memang sulit dicari alasannya karena melibatkan banyak faktor, namun tidak hanya tergantung dari berapa banyak kalori yang masuk atau dikeluarkan dari tubuh, kapan saat kita makan juga ada pengaruhnya.” Jam makan adalah elemen penting yang harus diperhatikan bagi orang yang mengalami masalah obesitas.

Para peneliti mengatakan bahwa makan pada malam hari saat tubuh seharusnya tidur, mengganggu ritme circadian dalam tubuh kita, dimana otak dan organ-organ lain yang seharusnya istirahat, namun karena makanan masuk, terpaksa otak harus memerintahkan organ pencernaan untuk bekerja. Pada Institute Medicine Report 2006 ada sebuah penelitian juga yang memaparkan bahwa kebiasaan bergadang dan kurang tidur memang terkait dengan obesitas.

“Tidur mempunyai peran yang sangat penting di dalam metabolisme,” kata Deanna Arble, seorang neuroscientist dan kepala peneliti di Universitas Northwestern. “Meskipun agak sulit untuk menggambarkan kapan waktu makan yang paling tepat bagi setiap individu, namun saya menganjurkan sebaiknya kita menghindari makan sesaat sebelum tidur atau makan larut malam, karena dapat membuat berat badan menjadi meningkat.”

Tetapi Arble mengatakan bahwa kita juga jangan hanya memperhatikan jam makan yang tepat, tanpa melihat jumlah kalori yang masuk ke tubuh. “Bila kita makan terlalu banyak kalori tiap harinya, kapan waktu makannya jadi tidak terlalu pengaruh lagi, tetap saja berat badan kita naik. “Dengan makan sedikit saja saat makan malam, kita mengurangi jumlah kalori keseluruhan kita, ini lebih efektif.” Namun bagaimanapun juga ia menyarankan bagi orang yang sehari-harinya tidak makan terlalu banyak namun masih merasa berat badannya tak kunjung turun, mungkin coba perhatikan lagi jam makan, bisa jadi itu faktor penyebabnya. (Erabaru/yqm)
- 13 September 2009

Sumber :
Madeline Ellis, Obesity Edition
http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/4792-makan-larut-malam-bisa-obesitas
14 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar